Menara adalah salah satu elemen arsitektur Islam. Menara merupakan struktur tunggal yang tinggi menjulang dan menonjol keluar dari lingkungannya. Sebuah menara biasanya memiliki unsur-unsur; base, shaft, balkon dan mahkota / kubah / kepala menara. Dalam Islam menara selalu disandingkan dengan masjid dan digunakan oleh seorang Muazin untuk azan, memanggil umat Islam shalat berjamaah. Secara fisik menara tidak mempunyai fungsi dominan. Saat ini fungsi menara lebih bersifat estetika visual dan spiritual simbol. Secara universal menara merupakan simbol agama Islam dan identitas masyarakat Islam.
Menara, sebenarnya tidak dikenal pada jaman Nabi Muhammad SAW. Pada masa Rasulullah SAW, azan dilakukan di atas atap masjid. Bahkan pada masa pergerakan Wahabisme di Saudi Arabia, menara dianggap bid’ah dalam Islam. Kaum Wahabi melarang pendirian Masjid dilengkapi dengan struktur menara serta berbagai ornament dan dekorasi lainnya. Namun larangan ini berlangsung tidak lama. Bahkan Masjid Nabawi di Madinah memegang rekor dengan sepuluh menaranya yang indah. Menara tertua di dunia ditemukan di Kairouan, Tunisia yang dibangun antara 724 dan 727 M atau sekitar 80 tahun setelah nabi Muhammad wafat. Menara tertinggi di dunia, 210 meter, berada di Masjid Hassan II di Casablanca, Maroko, yang dibangun pada tahun 1986 hingga 1993.
Salah satu fasilitas pondok pesantren Wali Barokah Kediri adalah MENARA ASMAULHUSNA. Sesuai dengan namanya menara ini tingginya 99 (sembilan puluh sembilan) meter dengan kubah / mahkota berlapis emas seberat 60 kg. Menara Asmaulhusna dapat dilihat dari berbagai pelosok kota Kediri. Sebaliknya jamaah Muslim dapat melihat seluruh penjuru kota Kediri dari ketinggian setiap balkon menara. Menara Asmaulhusna saat ini tercatat sebagai menara Islam tertinggi di Indonesia dan telah menjadi ikon (landmark) Kota Kediri yang sangat menonjol dan indah. Bandingkan dengan Monas Jakarta yang tingginya 132 meter (433 ft). Secara filosofi Menara Asmaulhusna merupakan identitas LDII dan simbol KEBESARAN dan KEBENARAN QUR'AN HADIST yang dibawa oleh Lembaga Dakwah Islam Indonesia.
Ponpes Wali Barokah setiap saat ramai dikunjungi jamaah Muslim dari berbagai daerah Indonesia. Tampak Menara Asmaulhusna yang indah tinggi menjulang
Tampak pemandangan Kota Kediri dari Balkon Menara Agung Asmaulhusna lantai 17 Ponpes Wali Barokah Burengan Kediri.
Menara Asmaulhusna berdiri di sebelah utara Masjid Baitul 'Ala dan sebelah barat gedung asrama putri Ponpes Wali Barokah Burengan Kediri. Menara ini dirancang oleh Tim Perencanaan Ponpes Wali Barokah yang dipimpim oleh H. Nurdin dan mengambil asosiasi bentuk menara Masjidil Haram di Mekah. Monumen yang juga menjadi kebanggaan jamaah LDII ini memiliki 2 lantai sebagai struktur base / dasar, 5 ruas yang menonjol keluar menjadi teras dan 2 balkon yaitu teras yang beratap. Dengan biaya Rp 15,8 milyar pembangunan konstruksi Menara Asmaulhusna dimulai bulan Juli tahun 2000 dan selesai September 2003. Pada tanggal 23 Januari 2009 Menara Asmaulhusna diresmikan oleh Wapres RI Muhammad Yusuf Kalla.
Tampak shaft (cerobong) dan tangga Menara Asmaulhusna Ponpes Wali Barokah Burengan Kediri |
Panorama Menara Agung “Asmaul Husna” Ponpes Wali barokah, pada malam hari. |
Menara Agung "Asmaul Husna", tampak eksotis dalam sorotan cahaya artifisial malam hari. Relung balkon dan kubah nampak artistik di siang hari. Menara ini telah menjadi ikon Kota Kediri dan kebanggaan warga Kediri.
1 comments:
Subekanaallah. Semoga barokah.
Post a Comment